Apps4God

Submitted by admin on Fri, 05/27/2016 - 12:00

Setelah berkomunikasi dalam ibadah yang berlangsung selama 22 tahun, saya menyadari kesalahan saya. Saya telah menggunakan iPod dalam ilustrasi khotbah sebagai titik kontak dengan jemaat saya di abad kedua puluh satu, yang penuh dengan media. Namun pemuda itu tidak setuju "Saya kira kebanyakan dari mereka tidak tahu apa yang Anda bicarakan" dan dia benar. Saya ingat bahwa lebih dari setengah jemaat saya berusia 65 tahun. Beberapa pemilik iPod berada di tengah-tengah saya. Meskipun banyak orang Amerika hari ini memiliki iPod sendiri, jarang kita bertanya, "Apakah fungsinya yang sebenarnya?" Tentu saja, kita tahu apa yang Apple beritahu kepada kita � kemudahan dan sesuatu yang modern. Namun, pertanyaan yang kadang-kadang muncul adalah, "Apakah ini netral?" Banyak orang hari ini telah gagal untuk menjawab pertanyaan itu. Dengan tidak kritis, mereka mengira bahwa mereka sepenuhnya memahami teknologi mereka. Untuk memahami teknologi modern, mari kita pertama-tama memperhatikan definisi awal. Kedua, kita akan mempertimbangkan apakah netralitas adalah deskripsi yang jujur mengenai teknologi. Dan terakhir, kita dapat mempertimbangkan asumsi kita untuk memakainya dengan beriman, dan kritis.

 

Apa itu Teknologi? Pertama, apa itu teknologi? Banyak filsuf dan kritikus sosial telah berusaha untuk mendefinisikan 'teknologi'. Untuk tujuan kita, teknologi adalah alat buatan manusia, terdiri dari bahan buatan manusia dan juga alam, yang dirancang dengan tujuan untuk mendukung, mempertahankan, atau memperpanjang beberapa aspek dari kebudayaan manusia. Singkatnya, teknologi adalah benda buatan manusia yang bertindak di dalam dan memiliki dampak atas hidup kita. Berdasarkan definisi ini, iPod hanyalah awal. Sebuah garpu, yang berfungsi sebagai perpanjangan tangan dan jari-jari kita untuk membuat makan menjadi lebih tidak berantakan, adalah teknologi. Demikian juga sebuah stereo, yang menjadi perantara musik di telinga kita. Roda, kabel listrik, dan sepatu � alat-alat ini memiliki kesesuaian dengan tujuannya juga. Itu semua adalah alat yang membuat hidup kita sebagai pencipta semuanya itu lebih baik dalam beberapa cara. Setelah mendefinisikan teknologi, kita sekarang dapat mulai bertanya bagaimana dengan benar memberi nama alat teknologi dan pengalaman kita dengan mereka sebagai orang Kristen.

 

Apa yang kita maksud dengan 'Netral'? "Teknologi adalah netral. Itu semua bersifat netral, entah Anda menggunakannya untuk yang baik atau jahat." Bagi mereka yang membuat pernyataan ini, satu-satunya pertanyaan adalah maksud dari penggunanya. Teknologi itu sendiri adalah netral, dan satu-satunya pertimbangan moral terletak pada maksud dari individu yang menggunakan teknologi. Inilah sebabnya mengapa orang sering menggambarkan teknologi dengan hal non-moral. Tetapi apakah teknologi benar-benar netral secara moral? Dan apakah tepat untuk menggambarkan teknologi dengan cara ini? Banyak yang betul-betul mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan ini. Dan dinyatakan dengan sederhana, sebagian besar akademisi telah menolak gagasan bahwa teknologi netral [1]. Mereka menegaskan ini karena mereka mengakui, sebagaimana seharusnya kita, bahwa teknologi itu lebih daripada sebuah objek diam yang ditambah maksud dari pemakainya. Melainkan itu meliputi (a) maksud penciptanya, (b) kemungkinan dan batas-batas desain, dan (c) akibat pelaksanaannya yang diramalkan dan tak terduga. Sementara kita ingin membedakan objek dari efeknya, atau alat dari konsekuensinya, kenyataannya adalah bahwa ini adalah perbedaan yang palsu. Bayangkan "teknologi netral" yang dicontohkan dengan sebuah mobil. Sebuah mobil dapat benar-benar berada di kondisi netral � tidak maju atau mundur. Itu tidak menggilas anak-anak kecil, juga tidak membawa kita kepada orang-orang yang kita cintai. Namun, bahkan kemudian mobil tidak benar-benar netral. Mobil berjalan. Hal ini tidak terlihat. Ini memakan ruang. Ini memancarkan uap berbahaya ke atmosfer. Ini mungkin memblokir hidran, atau gerakan mobil lain. Teknologi mobil, dengan desain yang utama dan kehadirannya, membuat hal-hal tertentu mungkin dan hal-hal lainnya menjadi tidak mungkin. Di sinilah penipuan terjadi dalam pemikiran sebagai orang Kristen pada teknologi: Itu bukan sekedar objek. Teknologi, dalam arti luas, adalah alat di tempat kerja. Ketika kita menggunakan kata "netral" untuk menggambarkan teknologi, diasumsikan bahwa item tersebut adalah tak bernyawa, tanpa efek, dan hanya tunduk pada keinginan pemakainya. Namun, ini bukan bagaimana fungsi teknologi dalam kehidupan nyata. Contoh mobil mengilustrasikan ini. Bentuk tidak dapat dipisahkan dari fungsi. Sebuah iPod hanya benar-benar sebuah iPod ketika bertindak sebagai iPod, dan bukan pemberat kertas. Analisis kritis Kristen berarti kita menganggap serius benda dan politik mereka, perangkat dan desain mereka. Jika tidak, bagaimana lagi kita memahami situs seperti Tabernacle dengan semua benda buatannya? Masing-masing memiliki desain, estetika, penggunaan, dan simbolismenya sendiri. Begitu juga teknologi kita. Perhatikan kasus resep obat. Meskipun kita secara teratur menebus mereka, kita jarang mengetahui proses pengujian mereka. Namun, kita percaya FDA (badan pengawasan obat di Amerika - Red.), perawatan utama dari para dokter, dan banyak orang lainnya mulai dari laboratorium ke apotek. Seringkali kita diberitahu tentang potensi efek samping, tetapi kita meminumnya juga. Dalam proses yang sederhana ini, meskipun ada label peringatan, kita sering mengabaikan pembuat obat kita, serta bagaimana bahan kimia ini akan berinteraksi dengan tubuh kita yang unik. Namun, kita secara teratur berpartisipasi dengan cara hidup yang digerakkan teknologi, sering mengabaikan implikasi penuh dari teknologi ini. Dengan teknologi lainnya, terutama alat elektronik, proses evaluasi jauh lebih ketat karena diasumsikan hal-hal ini hanya berpengaruh sedikit pada eksistensi sosial kita. Namun, keberadaan sosial kita terikat dengan tubuh kita. Saat kita menggunakan teknologi elektronik, mereka mempengaruhi cara kita menghuni ruang (headphone kecil iPod di telinga saya menghalangi orang lain). Mereka mengubah cara kita membaca dan berpikir tentang buku (e-pembaca). Mereka mengubah interaksi kita dengan dunia, tetapi kita menyebutnya netral karena mereka tidak segera menyebabkan kerusakan. Sementara konsekuensi dan efek mereka mungkin lebih tidak kentara daripada teknologi medis, teknologi elektronik mempengaruhi, membentuk, dan mencetak kita sama besarnya dengan teknologi medis.

 

Sebuah Studi kasus Wisatawan New York City tanpa disadari menyaksikan bagaimana desain teknologi itu sendiri tidak netral. Arsitek Robert Moses selama pertengahan abad kedua puluh telah merancang banyak kota. Apa yang kebanyakan tidak disadari banyak orang adalah bahwa Moses ternyata adalah seorang rasis [2]. Transportasi umum adalah satu-satunya pilihan bagi minoritas selama jangka waktu tersebut. Bukan kebetulan kemudian bahwa bus tidak mampu untuk melewati bagian-bagian tertentu dari kota karena jembatan-jembatan yang lebih rendah. Desain dan tujuan teknologi, entah diketahui atau tidak diketahui oleh si pengguna, tidak memiliki dampak netral pada perdagangan dan kehidupan sosial manusia. Teknologi Moses membatasi seluruh golongan orang dalam kemungkinan-kemungkinan perjalanan mereka. Seseorang bisa berpendapat, "Ini hanya teknologi dalam bentuk desain arsitektur yang digunakan untuk tujuan buruk." Namun, seperti disebutkan di atas, tujuan teknologi dan hasil secara organik terkait dengan pertanyaan netralitas dan moralitas. Keduanya tak terpisahkan. Kita tidak selalu tahu latar belakang teknologi kita. Kita jarang melihat nilai-nilai dan niat tertanam ke dalam struktur di mana kita berpartisipasi. Tujuan mereka diiklankan sering kali mengaburkan tujuan tersembunyinya. Mungkin yang paling penting, kita tidak tahu dampak jangka panjang dari teknologi baru atau teknologi dalam konteks yang baru. Dalam kasus Robert Moses, wisatawan mengemudi di atas dan di bawah jalan layang dan tidak merasa bersalah. Ini karena kita sering menggunakan apapun yang distrukturkan teknologi untuk melanjutkan tujuan kita, dan menjadi apapun kecuali netral dalam kehidupan orang lain. Apakah mesin cetak itu netral? Bagaimana dengan telegraf? Tidak. Mereka mengubah masyarakat yang menggunakannya dalam beberapa hal positif, dan negatif pada masyarakat lainnya. Entah Gutenberg telah menghasilkan pornografi dan bukannya Alkitab, itu masih akan memiliki dampak budaya yang besar. Sebuah teknologi tidak dapat dievaluasi dengan mengeluarkannya dari penggunaannya dalam masyarakat. Menurut kata-kata Langdon Winner, "Benda-benda buatan manusia memiliki politik."

 

Otonomi Sisi Gelap Banyak yang percaya dengan netralitas teknologi ini karena itu menegaskan otonomi pribadi mereka. Setelah pergantian yang modern terhadap diri, hampir setiap kekuatan sosial utama dalam budaya Amerika cenderung ke arah ini. Ketika teknologi digambarkan sebagai alat yang netral, tidak memihak, maka pengguna yang mengendalikan. Namun ini adalah asumsi yang menyesatkan. Sebagaimana Nicholas Carr telah menunjukkannya, sejauh otak kita prihatin, palu adalah bagian dari tangan kita [3]. Tubuh kita yang sama bergabung dengan alat yang kita gunakan. Jika kita berpikir kita bertanggung jawab dengan teknologi, mungkin karena alat kita telah menjadi seperti bagian dari kita sehingga kita tidak mau mengakui pengaruh mereka. Mungkin kita hanya tidak bisa melihatnya. Jacques Ellul memperingatkan bahwa teknologi membawa serta sejumlah besar efek yang tak terduga [4]. Hal ini karena "teknologi memimpin kehidupan ganda, satu yang sesuai dengan maksud desainer dan kepentingan kekuasaan dan yang lain adalah yang bertentangan dengan mereka � melanjutkan di belakang punggung arsitek mereka untuk menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan dan kemungkinan yang tidak diinginkan" [5]. Maka sulit bagi kita untuk mengontrol apa yang tidak selalu bisa kita lihat.

 

Kesimpulan Meskipun ada peringatan ini, saya ingin menjadi lambat untuk menolak teknologi modern sebagai aspek hidup yang berguna dan bahkan diperlukan. Memang, kita semua berutang terima kasih kepada anugerah umum yang telah ditunjukkan Allah kepada penemu sinar-x, antibiotik, dan telepon. Ini memperkaya kehidupan kita dengan cara yang tak terhitung jumlahnya. Namun, adalah tugas orang Kristen untuk tidak pernah mengadopsi teknologi tanpa terlebih dahulu memahami mereka. Kita harus bertanya, "Apa masalah yang dipecahkan oleh teknologi ini?" Dan, "Bagaimana ketergantungan saya pada Sang Pencipta akan berkurang dengan menggunakannya?" Dalam esai berikutnya, kita akan memperhatikan apa yang terjadi ketika orang-orang Kristen sebagai komunitas orang percaya, gereja, mengadopsi teknologi ke dalam cara hidup mereka. (t/Jing-Jing) _______________________________________ [1] Evgeny Morozov, Susan Douglas, Stephen Talbott, and Langdon Winner are examples of philosophers, scientists, and social critics that have reached such a conclusion. [2] The story of Moses is recounted in many sources, including Wajcman and Mckensie�s The Social Shaping of Technology: How the Refrigerator Got Its Hum (Milton Keynes and Philadelphia: Open University Press, 1985), 7. [3] Nicholas Carr, The Shallows: What the Internet is Doing to Our Brains (New York: W.W. Norton & Company, 2010), 208. [4] Jacques Ellul, The Technological Bluff, transl. Geoffrey W. Bromiley (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans, 1990), 39. [5] David Noble, Forces of Production (1984). --- Diterjemahkan dari:
Nama situs: Helwys Society Forum
Alamat URL: http://www.helwyssocietyforum.com/?p=1360
Judul asli artikel: Is Technology Neutral?
Penulis artikel: Jackson Watts Tanggal akses: 23 Mei 2016