Apps4God

Submitted by admin on Wed, 04/06/2016 - 12:00

Media sosial menjadi hal yang umum dan diterima secara luas, dan beberapa gereja telah menjadi pengadopsi awal yang baik dari Twitter, Facebook, dan Instagram. Namun, banyak gereja yang masih ragu-ragu untuk menggunakan media sosial atau kurang bisa menggunakannya dan tidak melihat hasil yang positif.

Selagi media sosial semakin menyebar, tidaklah bijaksana untuk terus mengabaikan strategi dan kehadiran media sosial gereja Anda. Dan, seperti pelayanan lain di gereja, media sosial membutuhkan perencanaan (sebuah strategi), orang (seseorang yang bertanggung jawab), dan tujuan (target yang terukur) supaya menjadi efektif. Ketujuh kunci ini akan membantu gereja Anda melibatkan para anggota dan juga tamu di media sosial.

1. Tentukan orang yang dengan jelas ditunjuk. Jika tidak ada yang bertanggung jawab atas komunikasi media sosial gereja Anda, kemungkinan untuk menjadi efektif akan rendah. Seseorang -- yang dibayar maupun relawan -- harus bertanggung jawab untuk melihat bahwa jadwal diikuti, konten di-posting, dan standar terpenuhi. Jika tujuan Anda menuntut tweet setiap hari, tetapi tidak ada yang men-tweet dalam dua minggu, Anda membutuhkan struktur akuntabilitas yang ada untuk kembali ke jalur. Tanpa ada orang yang ditunjuk, media sosial gereja dapat menjadi serampangan dan akhirnya akan merugikan pelayanan dan reputasi gereja.

2. Pahami perbedaan-perbedaan dalam saluran-saluran. Tampaknya jelas, tetapi Twitter bukanlah Facebook, dan tak satu pun dari kedua media tersebut adalah Instagram. Setiap saluran media sosial memiliki kelebihan dan kekurangan, dan itu disajikan secara terbaik dengan konten khusus untuk audiens dan formatnya. Twitter dan Facebook paling mirip dalam tautan dan foto yang bekerja dengan baik pada platform ini. Kutipan akan gagal di Facebook (tetapi tidak di Twitter) dan Twitter bukan yang terbaik untuk galeri foto atau peristiwa (Facebook yang terbaik). Berbicara tentang foto dan link, foto Instagram harus berbentuk kotak (tidak seperti Twitter dan Facebook) dan tautan menjadi tidak aktif pada tubuh postingan. Ketika Anda mem-posting konten daring, ingatlah apa yang terbaik di masing-masing saluran.

3. Integrasikan media sosial ke dalam rencana komunikasi Anda saat ini. Salah satu kesalahan besar yang dibuat oleh banyak gereja di media sosial adalah memisahkannya dari apa yang sudah mereka komunikasikan. Gunakan newsletter mingguan gereja Anda atau buletin untuk membentuk konten di saluran media sosial Anda. Dan, sementara Anda menyesuaikan jenis konten dengan saluran, selalu perhatikan kemudahan penyebaran postingannya. Pikirkan "jika seseorang melihat ini, apakah mereka ingin berbagi dengan teman-teman mereka?" Jika jawabannya tidak, pertimbangkan untuk mengganti konten atau kata-kata yang persuasif.

4. Monitor saluran-saluran untuk umpan balik dan respons. Media sosial bukanlah jalan satu arah. Seluruh tujuannya adalah agar media sosial menjadi sosial. Hal tersebut membutuhkan dialog, mendengarkan, dan menanggapi pertanyaan. Meskipun tidak setiap komentar membutuhkan respons, jika Anda terus diberi pertanyaan yang sama lagi dan lagi, pertimbangkan untuk menambahkan halaman tanya-jawab untuk situs gereja Anda atau mengintegrasikan jawaban-jawaban itu ke dalam konten yang ada.

5. Miliki tujuan yang jelas untuk setiap saluran. Memang bagus untuk memiliki jumlah pengikut daring yang semakin bertambah, tetapi menjadikan peningkatan jumlah pengikut sebagai tujuan bukan cara terbaik untuk mengukur efektivitas. Tetapkan tujuan yang terukur dan tepat waktu untuk keterlibatan dan efektivitas daripada hanya mencoba untuk meningkatkan jumlah pengikut Anda.

6. Gunakan alat untuk efisiensi dan analisis. Setelah Anda menetapkan tujuan Anda, Anda perlu untuk melacak mereka. Gunakan alat bantu seperti Buffer dan Hootsuite sehingga memungkinkan Anda untuk memonitor, terlibat, menjadwal, dan menganalisis akun media sosial Anda. Juga, sediakan waktu di area analisis dari akun media sosial Anda. Anda akan kagum (dan mungkin terkejut) dengan apa yang dapat mereka beritahukan kepada Anda tentang audiens Anda.

7. Promosikan saluran media sosial melalui cara tradisional bila memungkinkan. Jika Anda hendak menggunakan media sosial sebagai sebuah gereja, beri tahu para anggota dan tamu tentang hal itu. Pasang logo dan nama pengguna untuk akun Anda di buletin, newsletter, dan bahan promosi. Jika Anda ingin agar para anggota dan tamu terlibat dengan Anda secara daring, mereka perlu tahu di mana menemukan Anda.

Apa yang akan Anda tambahkan ke daftar ini? Di mana gereja Anda telah mendapat keberhasilan dalam media sosial? (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Thom S. Rainer
Alamat URL: http://thomrainer.com/2015/07/seven-keys-to-an-effective-church-social-media-strategy/
Judul asli artikel: Seven Keys to an Effective Church Social Media Strategy
Penulis artikel: Jonathan Howe
Tanggal akses: 31 Maret 2016