Apps4God

Submitted by admin on Mon, 10/01/2018 - 12:00

Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan digital dan internet, Yayasan Lembaga SABDA sering mengadakan diskusi antarstaf seputar Alkitab, gereja, dan teknologi. Masih dalam rangka mempersiapkan HUT SABDA yang ke-24, staf YLSA kembali mengadakan diskusi bertajuk Digital Ministry (pelayanan digital). Setiap staf dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang, dan diskusi diawali dengan dua pertanyaan utama berikut ini: 1) Apakah gereja Anda SIAP untuk melakukan Digital Ministry? 2) Apa saja TANTANGAN bagi gereja-gereja yang ingin memulai Digital Ministry? Berikut beberapa pendapat yang dikemukakan untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut.

1. Apakah gereja Anda SIAP untuk melakukan Digital Ministry?

"Rata-rata dari gereja kami sudah siap untuk menerima digital ministry itu sendiri, tetapi masih ada beberapa halangan. Terkait hierarki, misalnya, keputusan-keputusan berkenaan dengan pelaksanaan digital ministry biasanya harus menunggu rapat majelis atau semacamnya, dan itu bisa memakan waktu lama. Selain itu, ada juga kesenjangan antara kaum muda dan orang-orang yang lebih tua. Meski kaum muda sudah memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk pelayanan, tetapi ibadah umum secara keseluruhan masih tradisional. Ditambah lagi, budaya yang lebih tradisional (seperti bertemu secara tatap muka untuk membicarakan hal tertentu) masih dipandang lebih sopan dibandingkan budaya yang lebih modern (seperti berbagi informasi via chat/email)."
(Fanya)

"Sebagian besar gereja sudah mengadopsi teknologi, bahkan terkadang penggunaan teknologi bisa dominan. Akan tetapi, pemanfaatan teknologi oleh gereja masih belum mengarah ke pemahaman Alkitab bagi jemaat. Gereja hanya mengerti bagaimana bisa menggunakan teknologi, seperti media sosial. Media sosial hanya dimanfaatkan untuk promosi kegiatan gereja atau pencarian dana, tetapi tidak untuk belajar Alkitab. Gereja masih perlu tujuan yang lebih jelas untuk menggunakan teknologi. Siap atau tidak? Jawabannya: tanggung, tidak maksimal."
(Hadi)

2. Apa saja TANTANGAN bagi gereja-gereja yang ingin memulai Digital Ministry?

"Mindset yang tradisional perlu diubah untuk bisa menerima dan memanfaatkan teknologi untuk pelayanan di gereja. Baik jemaat maupun pemimpin gereja perlu diedukasi untuk pelayanan digital. Dan, karena pelayanan di gereja biasanya bersifat sukarela, waktu menjadi kendala karena perlu mencari orang yang mau meluangkan waktunya dan berkomitmen untuk terus menjalankan pelayanan tersebut."
(Rode)

"Di samping menyadarkan jemaat bahwa pelayanan digital itu penting (terkait dengan mindset), gereja perlu membentuk pengurus khusus untuk pelayanan digital itu. Perlu juga untuk mengedukasi jemaat untuk menerima, menggunakan, dan mendukung pelayanan digital. Selain itu, diperlukan juga SDM yang cocok untuk menjalankan dan mengelola pelayanan digital yang sudah/akan dikerjakan."
(Venna)

"Gereja sering kali memiliki mindset yang cenderung pesimis atau menolak sesuatu yang baru. Karena itu, jemaat perlu diyakinkan dengan mendesaknya kebutuhan untuk pelayanan digital serta berbagai manfaat yang bisa mereka dapatkan melalui pemanfaatan teknologi untuk pelayanan gereja. Terkait dengan itu, diperlukan alat-alat yang dibutuhkan dan SDM yang sesuai. Gereja yang jauh dari kota juga tentu kurang familier dengan jenis-jenis pelayanan digital. Solusinya: beri pelatihan untuk memahami media-media digital untuk pelayanan di gereja tersebut."
(Pram)

Kami ingin mendengar tanggapan Anda. Apakah gereja Anda SIAP untuk melakukan Digital Ministry? Atau, jika gereja Anda sudah SIAP dan memiliki pengalaman dalam pelayanan digital, adakah IDE atau TANTANGAN yang bisa Anda bagikan kepada Sahabat Apps4God lainnya? Mari berbagi pendapat dan saling belajar melalui komunitas Facebook App SABDA.