Apps4God

Submitted by admin on Wed, 09/30/2015 - 12:00

Di zaman media sosial ini jaringan kita telah menjadi jauh lebih besar daripada sebelumnya, bahkan kita memiliki lebih banyak cara berkomunikasi dengan orang-orang dalam jaringan tersebut. Meskipun Anda bukan orang yang aktif di Facebook maupun Twitter, tebakan saya adalah lingkup komunikasi Anda telah berkembang jauh lebih luas dalam beberapa tahun terakhir. Media sosial telah mengubah secara radikal dengan siapa dan dengan cara apa kita berkomunikasi. Era komunikasi baru ini telah membuka banyak peluang sekaligus tantangan.

Pada zaman dahulu kita memiliki satu daftar kontak, yang masing-masing saling mengetahui bagaimana caranya untuk menghubungi kita -- melalui telepon, email, atau surat. Saat ini, dengan bantuan media sosial, kita memiliki beberapa tingkatan komunikasi, masing-masing dengan tujuan dan etiketnya yang spesifik. Jika kita tidak memahami peran tingkatan-tingkatan tersebut, mereka dapat membuang-buang waktu kita. Namun jika kita memahami mereka, mereka dapat membantu kita untuk terhubung secara efektif.

Tingkat 1: Balasan Publik

Hampir semua orang telah belajar pentingnya untuk memiliki cara berkomunikasi langsung kepada orang-orang, dan orang-orang berkomunikasi balik kepada kita. Walaupun Anda dapat melakukan hal ini melalui komentar di halaman penggemar dan grup Facebook, yang paling cocok untuk hal ini nampaknya adalah Twitter.

Balasan yang diterima bersifat publik, terbuka, dan transparan,sehingga menjadi saluran bagi orang-orang untuk berinteraksi dengan tokoh publik, merek, satu sama lain, tanpa keharusan untuk menjawab seperti dalam email. Interaksi publik merupakan titik mula mengikutsertakan orang-orang yang sebelumnya tidak terjangkau, sebelum adanya media sosial. Jika dilakukan dengan benar, hal ini dapat berbuah komunikasi langsung.

Tingkat 2: Pesan Langsung

Setelah hubungan terjalin melalui komunikasi publik, langkah selanjutnya adalah mengirim pesan langsung di dalam jejaring sosial tersebut. Pesan langsung melahirkan hubungan privat, tanpa harus membuka email yang isinya membanjir. Bahkan, pesan langsung mungkin akan lebih banyak digunakan dibanding email dalam jangka waktu yang panjang.

Mengapa? Terutama dengan Twitter, sebuah pesan langsung (Direct Message - DM) dibatasi oleh jumlah huruf, dan hanya dapat dikirim oleh orang-orang yang Anda ikuti. Jika Anda mendapat sepuluh email (dengan jumlah panjang yang tidak terbatas, dan mungkin dari sepuluh pengirim yang tidak Anda ketahui) dan sepuluh DM di Twitter, yang mana yang akan Anda buka terlebih dahulu? Bagi banyak orang, jawabannya adalah DM.

Setelah Anda menjalin hubungan melalui DM dan mendapat izin untuk menindaklanjuti melalui email, email tersebut sering kali akan diterima dengan lebih baik. Facebook, yang juga mengizinkan pesan langsung, juga dapat menjadi cara untuk berkomunikasi ke tingkat selanjutnya.

Tingkat 3: Email

Email masih mendapatkan tempat tersendiri di zaman yang baru ini. Email memperkenankan komunikasi yang lebih dalam, dapat dengan mudah diteruskan, dan dapat dikirimkan ke banyak orang sekaligus. Jika email digunakan dengan cakap, maka email dapat digunakan untuk menjalin komunikasi yang mendalam. Jika email tidak digunakan dengan efektif, maka email akan menyedot banyak waktu dengan sia-sia, karena orang-orang menulis pesan yang panjang tanpa memerhatikan waktu dan perhatian yang mereka minta dari penerima pesan.

Garis tipis ini membuat email susah untuk dikuasai dengan terampil di zaman media sosial sekarang. Jika Anda mencari cara untuk maju ke tingkat komunikasi yang berikutnya dengan seseorang, maka hormatilah "corong" pribadi dan langsung ini, dan pastikan email yang Anda kirimkan singkat dan padat.

Tingkat 4: Telepon

Mendengarkan suara seseorang dapat memberikan kesan yang lebih pada orang yang mendengarnya. Ketika berkomunikasi melalui teks, seseorang dapat mengambil waktu untuk menuliskan kata-katanya dengan hati-hati, sehingga berpotensi menciptakan citra yang mungkin tidak sama dengan yang sesungguhnya, atau lebih sukar dipercaya. Berbicara melalui telepon memungkinkan percakapan yang lebih langsung, dan dapat bermanfaat jika subjek percakapan cukup sulit atau kedua belah pihak menginginkan percakapan yang lebih dalam.

Beberapa waktu yang lalu, saya berkomunikasi dengan seorang penyunting mengenai sebuah isu yang telah dibicarakan bolak-balik melalui email. Akhirnya ia berkata, "Ayo kita berbicara di telepon." Hal ini memajukan dialog kami dengan drastis dan mempersingkat komunikasi yang dapat berlangsung berminggu-minggu apabila diteruskan melalui email.

Tingkat 5: Tatap Muka (atau Menggunakan Video)

Saya telah bertemu secara langsung dengan banyak orang yang pada awalnya saya hubungi lewat jejaring sosial. Semua pertemuan ini diperkaya lagi seiring berjalannya komunikasi digital kami. Jika pada zaman dahulu kala pertemuan tatap muka merupakan awal mula perkenalan, saat ini pertemuan tatap muka sering kali menjadi tahapan terakhir.

Terutama jika beberapa orang akan melakukan suatu proyek bersama, pertemuan tatap muka dapat berbuah hubungan yang paling dalam. Bagi beberapa orang, Skype atau program komunikasi video lain mungkin cukup untuk dihitung sebagai "tatap muka".

Sering kali orang-orang berpikir bahwa satu-satunya cara berkomunikasi adalah melalui kata-kata, tetapi tubuh kita pun dapat berkomunikasi. Tubuh kita berkomunikasi tentang seberapa nyaman atau tidak nyaman kita ketika mendiskusikan sesuatu, tingkat kepedulian kita terhadap suatu subjek, dan harapan maupun ketakutan kita. Bertemu dengan seseorang secara tatap muka dapat menghadirkan komunikasi dalam beberapa tingkat sekaligus, dan masing-masing orang semakin memahami lawan bicaranya.

Kesimpulan

Pada era media sosial saat ini ketika kita mengikutsertakan lebih banyak orang, pertanyaannya tidak hanya "Apakah saya perlu berkomunikasi dengan seseorang?" tetapi "Bagaimana saya harus berkomunikasi dengan seseorang? Bagaimana saya dapat membangun partisipasi satu langkah demi satu langkah?" Semakin kita memahami pentingnya tingkatan komunikasi ini, semakin kita dapat menggunakannya dengan terampil. (t/KN)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Mashable
Alamat URL: http://mashable.com/2010/02/08/communication-social-media
Judul artikel: 5 Levels of Effective Communication in the Social Media Age
Penulis artikel: Soren Gordhamer
Tanggal akses: 25 September 2015